Monday, February 28, 2011

Babi Yang Sangat Istimewa

Buddhistzone.com | Henan (Cina) - Saya dikirim email ini tentang seekor babi yang sangat istimewa. Babi ini berkaki dua yang dipanggil "Zhu Jianqiang" (朱 坚强), yang artinya "Babi yang kuat dan berkemauan keras" dalam bahasa Mandarin Cina! Babi ini menjadi pusat perhatian atau selebriti diProvinsi Henan - Cina saat Ia dilahirkan hanya dengan dua kaki depan!
Babi ini sekarang berumur 13 bulan, dan ketika dia dilahirkan istri pemilik (Wang Xihai) memintanya untuk membuang babi ini. Karena kebaikan hatinya, Bapak Wang Xihai menolak dan mengatakan bahwa dia harus memberinya kesempatan untuk hidup. Dia juga mengatakan bahwa hal itu sangat tidak terduga bahwa babi ini selamat dan sehat!
Zhu Jianqiang (panggilan untuk babi ini) adalah salah satu dari sembilan anak babi yang lahir, tapi babi ini satu-satunya yang lahir hanya dengan dua kaki. Beberapa hari setelah kelahiran Zhu, pemiliknya, Bapak Wang memutuskan untuk melatih anak babi betina berkaki dua ini berjalan dengan mengangkatnya dari ekornya. Bapak Wang mengatakan bahwa Babi ini dilatih beberapa saat setiap harinya dan setelah 30 hari babi ini sudah bisa berjalan terbalik!
Bapak Wang mengatakan bahwa rumahnya telah dikunjungi oleh banyak orang sejak kelahiran babi ini dan bahkan ada yang  menawarkan harga tinggi untuk babi berkaki dua ini. Dia selalu menolak untuk menjual.
"Dia (babi berkaki dua) membuktikan kepada kita bahwa apa pun bentuk kehidupannya, Dia terus berjuang untuk tetap hidup," kata Bapak Wang dalam bahasa Cina. "Aku tidak akan menjual babi ini, tidak peduli berapa pun harga yang ditawarkan."
Pesan Bijak yang tersirat di dalam kisah nyata ini, diantaranya:
Ketika dunia berbisik : "MENYERAHLAH "
Pengharapan berkata : "COBALAH LAGI !"
Ketika dunia berkata : "TIDAK MUNGKIN"
Hati Kecil berteriak : "ENGKAU PASTI BISA !".
"Janganlah pernah menyerah, sebelum kita mencoba apa yang dapat kita lakukan, Kalaupun suatu saat kita jatuh janganlah larut dalam rasa sakitnya tapi Tetap BANGKIT dan cobalah berjalan kembali bahkan Berlari lebih kencang lagi menuju impian kita"
Always Do The Best as You Can.


Bapak Wang mengatakan, dia mengajari Zhu hanya 30 hari untuk menguasai seni berjalan terbalik.
Sumber: whatsonxiamen.com/ Daily Mail, UK.
Sumber foto: Quirky China News/ Rex Features

Sunday, February 20, 2011

Cara Mendidik Anak ala China dan Gaya Barat?

Orangtua keturunan China dianggap begitu superior terhadap anaknya sedangkan orangtua di negara-negara Barat lebih demokratis dan menghargai individu anak. Belakangan mulai jadi perdebatan, bahwa mencetak anak yang berhasil ternyata lebih tepat dengan gaya mendidik ala China. Benarkah demikian?

Perdebatan ini mencuat setelah muncul buku 'Battle Hymn of the Tiger Mother' karangan Amy Chua, seorang profesor sekolah hukum dari Yale Law School. Tulisan ini menceritakan bagaimana ibu-ibu di China atau keturunan China dengan didikan kerasnya mampu membuat anaknya berhasil. Hal yang sama seperti dialami Amy ketika kecil hingga menjadi orang sukses seperti sekarang.

Amy kini menerapkan gaya didik orangtuanya kepada dua anaknya Sophia dan Louisa yang sudah beranjak remaja. Anak-anaknya dilarang main game dan nonton TV, menginap di rumah teman, harus mendapat nilai A, harus les biola atau piano.

Di negara AS misalnya, anak-anak yang didik orangtua keturunan China jago matematika, pintar main piano dan sering jadi juara di kelasnya. Mendidik dengan disiplin dan kontrol orangtua yang besar menurut Amy juga dilakukan orangtua keturunan Korea, India, Jamaika, Irlandia dan Ghana.

Dalam salah satu penelitian terhadap 50 ibu di Amerika dan 48 ibu-ibu imigran China, hampir 70 persen ibu-ibu barat mengatakan bahwa 'menekankan keberhasilan akademis tidak baik untuk anak-anak' karena yang terpenting 'orang tua perlu mendorong ide bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan'.

Sebaliknya, sebagian besar ibu keturunan China mengatakan bahwa mereka percaya anak-anaknya dapat menjadi siswa 'yang terbaik' karena 'prestasi akademik mencerminkan orangtua yang sukses mendidik' dan 'jika anak-anak tidak unggul di sekolah itu artinya ada masalah pada orangtua kenapa anak tidak mengerjakan tugasnya'.

Studi lain menunjukkan bahwa dibandingkan dengan orangtua Barat, orangtua China menghabiskan 10 kali lebih lama waktunya untuk terlibat dan memantau aktivitas akademik anak-anaknya. Sebaliknya, anak-anak Barat lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan dan tim olahraga ketimbang prestasi akademik.

Amy juga mengatakan ketika orangtua China menerapkan disiplin dan pola didik yang terkontrol, anak-anak China juga akan menolak. Namun kuncinya, kesabaran orangtua untuk mendampingi anak karena memang akan sulit dijalani di masa-masa awal. Hal yang berbeda dengan tipikal orangtua barat yang cenderung menyerah pada kemauan anak ketika anak menolak.

Amy juga menceritakan bagaimana ayahnya pernah memanggilnya dengan sebutan 'sampah' yang membuat dirinya marah dan sangat tidak enak. "Tapi itu tidak merusak harga diri saya, justru memotivasi saya agar tidak menjadi sampah tapi jadi orang yang berharga," kata Amy seperti dilansir dari Time dan WSJ, Minggu (20/2/2011).

Orangtua China bisa berkata 'Hei gendut, turunkan berat badanmu'. Sebaliknya orangtua Barat akan menjelaskan ke anak dari sisi kesehatan tidak pernah mengejek anaknya gendut tapi lebih memilih memberikan anak terapi makan yang benar.

Contoh lain, orangtua China bisa minta anaknya dapat nilai A dan akan bilang, 'Kamu malas, semua temanmu dapat yang terbaik'. Orangtua China merasa anaknya cukup kuat menghadapi tekanan dan mereka akan berhasil kalau bisa bekerja lebih keras lagi.

Sebaiknya orangtua Barat hanya meminta anaknya mencoba melakukan yang terbaik. Mereka akan berhati-hati untuk tidak membuat anak mereka merasa tidak mampu dan tidak akan pernah memanggil anaknya dengan sebutan 'bodoh', 'tidak berguna' atau 'memalukan'.

Orangtua China bisa melakukan seperti itu karena tradisi China men-stigma anak-anak berutang ke orangtuanya yang telah berkorban banyak sehingga mereka harus membayarnya dengan prestasi dan kebanggaan serta rasa hormat kepada orangtua.

Sebaliknya, orangtua di Barat tidak berpikir demikian. Anak-anak tidak memilih orangtuanya dan bahkan mereka tidak memilih untuk dilahirkan sehingga anak-anak tidak berutang apa-apa. Tugas mereka adalah membuat anak-anak menjadi diri mereka sendiri.

Orangtua Barat mencoba untuk menghormati individua anak-anaknya, mendorong mereka untuk mengejar keinginan mereka, mendukung pilihan mereka, dan memberikan dukungan dan lingkungan yang positif.

Sebaliknya, orangtua China percaya bahwa cara terbaik untuk melindungi anak-anak mereka adalah dengan mempersiapkan masa depan mereka, membekali anak dengan keterampilan, kebiasaan kerja yang tekun dan disiplin, dan keyakinan batin yang tinggi sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengambilnya.

Buku Amy ini hingga kini terus menjadi kontroversi, beberapa orangtua di barat mulai beranggapan didikan ala orantua China bisa jadi lebih baik untuk masa depan anak. Tapi lebih banyak lagi yang menilai gaya didik seperti itu bagaikan robot yang tidak menghargai individu anak.

sumber : detik..com